Sempena sambutan MaulidurRasul 1430 hijriah, semua warga SRAH telah disajikan dengan kisah ini.
Pengemis Yahudi Tua yang Buta
Setelah Rasulullah wafat, Sayyidina Abu Bakr menanyakan kepada puterinya, Sayyidah Aisyah, “Anakku adakah sunnah (kebiasaan) kekasihku yang belum aku kerjakan?” Kemudian Sayyidah Aisyah menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah. Hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja. Setiap pagi, Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana.”
Keesokan harinya Sayyidina Abu Bakr pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Beliau bertanya kepada seseorang, kiranya dimana dia dapat menemui pengemis Yahudi yang buta itu. Lalu dikatakan kepadanya bahwa untuk mengenalinya mudah saja. Jika ada seorang tua yang buta dan dari mulutnya selalu keluar kata-kata umpatan bagi Nabi Muhammad, maka itulah orangnya. Bayangkan, di kota yang dipimpinnya, ada orang yang setiap hari kerjanya mencaci-maki beliau, tetapi Nabi Muhammad membiarkan orang tersebut. Beliau tidak menangkapnya, tidak menghukumnya, bahkan menyantuninya.
Sayyidina Abu Bakr mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Sayyidina Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, “Siapakah kamu?” Sayyidina Abu Bakr menjawab, “Aku orang yang biasa.”
“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa menyuapiku,” jawab si pengemis buta itu. “Apabila orang yang sering menyuapiku datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu ia menghaluskan makanannya sehingga aku tidak susah mengunyahnya,” kata pengemis buta itu.
Sayyidina Abu Bakr tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.”
Mendengar penjelasan Sayyidina Abu Bakr, Yahudi tua itu begitu terharu hingga menitiskan air mata, kemudian berkata, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghina dan memfitnahnya, namun ia tidak pernah memarahiku sedikitpun. Ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi. Sungguh ia begitu mulia.” Pengemis Yahudi buta itu pun akhirnya bersyahadah di hadapan Sayyidina Abu Bakr.
Malangnya apa yang terjadi pada 4 januari, tarikh bermulanya sesi persekolahan sesi 2010 dicemari oleh insiden hitam yang dicetuskan oleh individu-individu yang kononnya memperjuangkan keadilan.
Kenapa cakap tak serupa bikin? Kenapa dengan bangga cetuskan kekecohan ? Ibarat singa luka yang terpaksa meninggikan suara. For what?
Marilah kita sama-sama bertaubat. Sama-sama kita renungi semula kisah di atas.
You even said "Depa tak tau siapa Ana!"
Now I know who you are!
sabar mak...manusia mcm mcm jenis skrg...ada yg baik, ada yg topeng je perangai...so, kene bwk bersabar :)
ReplyDeleteI cried reading this.
ReplyDeleteSabar mak, sabar..
Mak, hwaiting! hehehe